Sebuah gempa berkekuatan
5,1 skala Richter di Spanyol pada 2011 lalu diduga tidak hanya
disebabkan faktor alam. Gempa yang menewaskan sembilan orang itu dipicu
oleh pemompaan air dari sumber air bawah tanah di dekat titik pusat
gempa selama puluhan tahun.
"Ini menunjukkan aktivitas manusia memainkan peran dalam menggerakkan kerak bumi," kata Pablo Gonzalez dari University of Western Ontario, Selasa 23 Oktober 2012, seperti dikutip Reuters.
Gonzales dan timnya meneliti kaitan gempa bumi dengan penurunan tingkat air tanah dalam lapisan air (akuifer) di bawah tanah. Kondisi ini diduga dapat menciptakan tekanan di permukaan bumi yang berujung pada gempa.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience ini berfokus pada gempa di Lorca, selatan Spanyol, pada 11 Mei 2011. Meski kekuatannya relatif kecil, gempa itu tidak hanya merenggut sembilan nyawa, tapi juga merusak banyak bangunan di kawasan pusat pertanian tersebut.
Untuk menguji teori itu, Gonzalez dan rekan-rekannya menggunakan data satelit untuk melihat tanah yang mengalami deformasi akibat gempa bumi. Mereka menemukan bahwa deformasi itu berhubungan dengan pergeseran kerak bumi akibat penurunan tingkat air tanah alami.
"Penuruan sedalam 250 meter ini terjadi selama lima dasawarsa terakhir karena ekstraksi air tanah," ujar Gonzalez.
Temuan mereka menunjukkan bahwa tekanan aktivitas manusia terhadap sesar di dekat Lorca--dikenal sebagai sesar Alhama de Murcia--tidak hanya dapat menyebabkan gempa bumi. Campur tangan manusia juga mempengaruhi seberapa jauh sesar akan tergelincir.
Air tanah di Lorca disadap oleh sumur yang semakin dalam untuk mengairi buah-buahan dan sayuran serta minum ternak.
Gonzalez mengatakan, penelitian ini tidak secara otomatis berlaku pada gempa bumi di daerah lain. Namun, penelitian ini bisa menawarkan petunjuk di masa mendatang tentang gempa yang terjadi di dekat sumber air.
"Kita patut mewaspadai bendungan, akuifer, dan tempat mencairnya gletser yang lokasinya dekat dengan sesar tektonik," ujar dia.
Kendati demikian, ia mengatakan fenomena di Lorca berbeda dengan gempa-gempa kecil di Texas selama dua tahun terakhir. Beberapa di antara gempa-gempa itu terjadi di dekat sumur pembuangan air limbah yang kedalamannya hingga jauh di bawah tanah.
"Penelitian ini bisa diterima luas jika efek kegiatan manusia terhadap kegempaan benar-benar sudah dipahami," kata Jean-Philippe Avouac dari California Institute of Technology, menanggapi temuan Gonzalez.
Ia mengatakan mekanisme terjadinya gempa bumi sudah diketahui. Namun, para ilmuwan masih belum memahami cara meredam sebuah gempa yang mengguncang Bumi. "Untuk saat ini kita harus tetap berhati-hati," ujarnya.
"Ini menunjukkan aktivitas manusia memainkan peran dalam menggerakkan kerak bumi," kata Pablo Gonzalez dari University of Western Ontario, Selasa 23 Oktober 2012, seperti dikutip Reuters.
Gonzales dan timnya meneliti kaitan gempa bumi dengan penurunan tingkat air tanah dalam lapisan air (akuifer) di bawah tanah. Kondisi ini diduga dapat menciptakan tekanan di permukaan bumi yang berujung pada gempa.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Geoscience ini berfokus pada gempa di Lorca, selatan Spanyol, pada 11 Mei 2011. Meski kekuatannya relatif kecil, gempa itu tidak hanya merenggut sembilan nyawa, tapi juga merusak banyak bangunan di kawasan pusat pertanian tersebut.
Untuk menguji teori itu, Gonzalez dan rekan-rekannya menggunakan data satelit untuk melihat tanah yang mengalami deformasi akibat gempa bumi. Mereka menemukan bahwa deformasi itu berhubungan dengan pergeseran kerak bumi akibat penurunan tingkat air tanah alami.
"Penuruan sedalam 250 meter ini terjadi selama lima dasawarsa terakhir karena ekstraksi air tanah," ujar Gonzalez.
Temuan mereka menunjukkan bahwa tekanan aktivitas manusia terhadap sesar di dekat Lorca--dikenal sebagai sesar Alhama de Murcia--tidak hanya dapat menyebabkan gempa bumi. Campur tangan manusia juga mempengaruhi seberapa jauh sesar akan tergelincir.
Air tanah di Lorca disadap oleh sumur yang semakin dalam untuk mengairi buah-buahan dan sayuran serta minum ternak.
Gonzalez mengatakan, penelitian ini tidak secara otomatis berlaku pada gempa bumi di daerah lain. Namun, penelitian ini bisa menawarkan petunjuk di masa mendatang tentang gempa yang terjadi di dekat sumber air.
"Kita patut mewaspadai bendungan, akuifer, dan tempat mencairnya gletser yang lokasinya dekat dengan sesar tektonik," ujar dia.
Kendati demikian, ia mengatakan fenomena di Lorca berbeda dengan gempa-gempa kecil di Texas selama dua tahun terakhir. Beberapa di antara gempa-gempa itu terjadi di dekat sumur pembuangan air limbah yang kedalamannya hingga jauh di bawah tanah.
"Penelitian ini bisa diterima luas jika efek kegiatan manusia terhadap kegempaan benar-benar sudah dipahami," kata Jean-Philippe Avouac dari California Institute of Technology, menanggapi temuan Gonzalez.
Ia mengatakan mekanisme terjadinya gempa bumi sudah diketahui. Namun, para ilmuwan masih belum memahami cara meredam sebuah gempa yang mengguncang Bumi. "Untuk saat ini kita harus tetap berhati-hati," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar