Dua musim memperkuat Ducati, Valentino Rossi gagal menorehkan prestasi
memuaskan. Kegagalan kerjasama duo Italia itu disebabkan karena DNA
Desmosedici tak cocok dengan The Doctor.
Tak ada
kemenangan didapat Rossi selama dua tahun memperkuat Ducati. Dalam kurun
tersebut raihan terbaiknya hanya tiga kali naik podium, yang
masing-masing didapat di MotoGP Prancis (2011 dan 2012) serta seri San
Marino (2012).
Disebut bos baru Ducati Motorsport, Bernhard
Gobmeier, hal itu terjadi Desmosedici selama dua musim tersebut terus
terasa asing oleh Rossi. Itu bukan sekadar soal adaptasi namun karena
Desmosedici punya karakteristik yang sangat berbeda dengan Yamaha atau
Honda yang pernah ditunggangi rider asal Italia itu.
"Saya
percaya dan Ducati juga percaya kalau Valentino adalah salah satu
pebalap terbaik yang pernah ada. Tapi saya pikir dia juga menjadi korban
dari gen Ducati. Motor mereka (Ducati) tak banyak berubah sejak 2007
sampai ke 2012," ungkap Gobmeier di MCN.
Hingga kini
cuma Casey Stoner yang bisa memaksimalkan potensi Ducati. Empat musim
memperkuat tim asal Italia itu dalam selang 2007-2010, Stoner sekali
menjadi juara dunia dan total meraih 23 kemenangan balapan.
"Motornya
semakin membaik tapi pebalap seperti (Marco) Melandri atau Valentino,
yang sangat sensitif, berharap ada reaksi tertentu yang dihasilkan
motor. Jadi saat mereka tak dapat reaksi tersebut mereka menjadi
bingung."
"Cara mereka bereaksi dengan motornya tidak sesuai.
Saya percaya kalau Valentino, dari cara dan feel yang dirasakan,
sangatlah baik saat dengan Yamaha, dia dapat masalah karena motornya
(Ducati) bereaksi dengan cara yang benar-benar berbeda dengan yang
sebelumnya dia rasakan."
"Para pebalap ini sudah belajar
bagaimana mengendarai motor sejak mereka masih anak-anak. Mereka tidak
mengendari dengan otak mereka tapi itu lebih sebagai sebuah perasaan
yang alami. Mereka menyerahkan semuanya pada refleks dan jika Anda
memberi mereka masukan itu akan terasa aneh. Feeling alami mereka tak
terbiasa dengan hal itu dan mereka menjadi harus berpikir apa yang
seharusnya dilakukan. Dan saat mereka mulai berpikir mereka menjadi
lambat karena cara membalapnya tak lagi alami," papar Gobmeier
Tidak ada komentar:
Posting Komentar