Pages

Selasa, 19 Februari 2013

Rossi Tak Dapat Pelajaran Apapun dari Ducati

Anggapan bahwa momen menyulitkan dalam hidup akan memberi pelajaran ternyata tak dialami Valentino Rossi di Ducati. Selain tanpa kemenangan, The Doctor juga tak dapat ilmu apa-apa selama dua tahun itu.

Tujuh kali jadi juara dunia dan meraih 79 kemenangan balapan dalam 11 musim sebelumnya, Rossi menjadi pebalap tanpa daya saing saat bergabung dengan Ducati. Dua musim membela pabrikan asal Italia itu, raihan terbaik Rossi cuma naik podium tiga kali.

"Mereka bilang kalau Anda melewati periode sulit dalam hidup Anda akan menjadi tambah kuat. Kita harus melihatnya. Menurut saya, itu tidak mengajari saya apapun," seru Rossi pada Italia1, dan diberitakan Autosport.

"Jelas saya kecewa dengan hasilnya. Saya kecewa dengan fakta bahwa saya tidak bisa mengendalikan motor dan menjadikannya juara, dan bahkan saat saya tidak jadi juara, saya juga tak bisa mengembangkannya, untuk membuat langkah ke depan. Inilah yang saya lewatkan," lanjut dia kemudian.

Untuk musim depan, Rossi akan kembali memperkuat Yamaha. Tim tersebut sebelumnya dia bela selama tujuh musim, dan berhasil memberinya empat gelar juara dunia.

"Saya tidak butuh dua tahun yang menyulitkan itu. Bagaimanapun, mungkin itu akan berguna untuk saya lebih menikmati periode berikutnya bersama Yamaha. Saya tidak berpikir saya kehilangan apapun. Faktanya, saya dalam kondisi bagus dan bertenaga. Dua tahun yang sudah lewat akan berguna buat saya menikmati periode berikutnya," papar rider 33 tahun itu.

Rossi Menanti 'Folbek' Biaggi

Pada suatu ketika, Valentino Rossi dan Max Biaggi pernah terlibat rivalitas sengit. Kini, Rossi justru sudah jadi "pengikut" Biaggi.

Para penggemar MotoGP boleh jadi belum lupa betapa panas persaingan Rossi dengan Biaggi di kelas primer kejuaraan dunia balap motor Grand Prix sekitar satu dekade lalu.

GPOne mencatat, rivalitas berjalan kian menarik karena keduanya bak dua sisi mata koin; Rossi yang punya pembawaan ceplas-ceplos cenderung agresif dan "lepas" di lintasan, sedangkan Biaggi yang bersikap lebih tertutup cenderung mengusung akurasi dan kontrol di lintasan balap.

Ketika keduanya masih bersaing secara langsung, Rossi mampu menuai sukses lebih banyak dari Biaggi yang sebaliknya sempat menjalani masa-masa suram prestasi. Tetapi Biaggi kemudian membalas dengan menyabet gelar-gelar juara WSBK ketika Rossi justru tengah meredup aksinya.

Nah, dengan fakta itu lalu perhatian pun cukup tercurah ketika Rossi, lewat akun @ValeYellow46, mem-follow akun Twitter Biaggi di @maxbiaggi. GPOne memprediksi bahwa 'The Doctor' mulai mem-follow 'Roman Emperor' di antara hari Sabtu (1/12) atau Minggu (2/12) lalu.

Ada hal menarik lain jika menyimak jumlah orang yang difollow oleh kedua pebalap itu. Termasuk setelah mem-follow Biaggi, Rossi kini sudah "mengikuti" total 316 akun. Sementara Biaggi, yang jauh lebih pasif di Twitter, baru mem-follow 45 orang saja.

Artinya, jika nanti Biaggi memutuskan untuk mem-follow back Rossi, maka akunnya pun akan menjadi akun ke-46 yang "diikuti" oleh Biaggi. Penggemar balap motor Grand Prix tentu tahu betapa angka 46 sedemikian lekat dengan Rossi.

Akankah ada "folbek" dari Biaggi ke Rossi, tepat di angka 46?

Lorenzo Salahkan Ellison

Sudah dipastikan jadi juara, Jorge Lorenzo tetap gagal menutup musim dengan manis setelah crash dalam seri terakhir di Valencia. Atas insiden itu, Lorenzo menyalahkan James Ellison.

Lorenzo sudah mengamankan titel juara MotoGP 2012 di Phillip Island lalu. Namun, ia niscaya ingin melengkapinya dengan kemenangan di MotoGP Valencia, yang merupakan salah satu balapan kandang buatnya.

Pebalap Yamaha asal Spanyol itu juga terlihat sudah memulai balapan dengan baik karena dengan jitu menggunakan ban kering sedari awal balapan--sebuah keputusan yang pada prosesnya juga diikuti oleh para rider lain.

Dengan ban kering tersebut Lorenzo pun sempat berhasil memimpin balapan. Sial untuknya, ketika hendak meng-overlap sejumlah pebalap di posisi belakang dengan 17 lap tersisa, Lorenzo justru crash.

Mengomentari insiden tersebut, Lorenzo menuding Ellison sebagai penyebab dirinya crash. Menurutnya, rider Paul Bird Motorsport itu telah menikung dan melihat dirinya ada di belakang. Tapi alih-alih memberi jalan, Ellison justru kembali ke laju lintasan yang oke. Itu disebut mengganggu Lorenzo yang terdorong ke lintasan yang masih agak basah, lalu crash dan gagal finis.

"Aku mendapati sejumlah pebalap dan salah satunya Ellison, yang sudah menoleh ke belakang, melihatku, dan kemudian justru masuk ke jalur yang bagus ketimbang membiarkanku lewat," keluh Lorenzo di situs MotoGP.

"Itu mengapa aku crash. Aku berusaha melewatinya (agar) tidak semakin didekati Dani (Pedrosa), tapi kami malah mengenai tarmac basah sehingga crash," paparnya.

Hasil tes MotoGP Valencia, Selasa (13/11/2012):

1. Alvaro Bautista ESP Honda Gresini (RC213V) 1m 35.936s (Lap 4/5)
2. Stefan Bradl GER LCR Honda MotoGP (RC213V) 1m 36.198s (3/5)
3. Andrea Dovizioso ITA Ducati Team (GP12) 1m 39.868s (3/41)
4. Hiroshi Aoyama JPN Avintia (FTR-Kawasaki CRT) 1m 42.239s (2/31)
5. Nicky Hayden USA Ducati Team (GP12) 1m 42.571s (21/30)
6. Valentino Rossi ITA Yamaha Factory (YZR-M1) 1m 43.736s (27/28)
7. Michele Pirro ITA Pramac Racing (GP12) 1m 44.297s (33/35)
8. Claudio Corti ITA Forward (FTR-Kawasaki CRT) 1m 45.814s (24/29)
9. Randy De Puniet FRA Aspar (ART CRT) 1m 46.045s (16/21)
10. Aleix Espargaro ESP Aspar (ART CRT) 1m 46.060s (10/15)
11. Colin Edwards USA Forward (FTR-Kawasaki CRT) 1m 46.426s (14/19)
12. Karel Abraham CZE Cardion AB (ART CRT) 1m 46.992s (21/27)
13. Andrea Iannone ITA Pramac Racing (GP12) 1m 47.772s (22/40)
14. Hector Barbera ESP Avintia (FTR-Kawasaki CRT) 1m 49.457s (30/42)

Danilo Petrucci ITA Came IodaRacing (Suter-BMW CRT) No Time
Dani Pedrosa ESP Repsol Honda (RC213V) No Time
Cal Crutchlow GBR Yamaha Tech 3 (YZR-M1) No Time
Shane Byrne GBR Paul Bird Motorsport (ART CRT) No Time
Marc Marquez ESP Repsol Honda (RC213V) No Time
Jorge Lorenzo ESP Yamaha Factory (YZR-M1) No Time
Bradley Smith GBR Yamaha Tech 3 (YZR-M1) No Time

Rossi Kembali Tunggangi Yamaha, Bautista Tercepat

Setelah dua tahun memakai motor Desmosedici milik Ducati, Valentino Rossi akhirnya menunggangi motor Yamaha lagi di sesi tes Valencia. Alvaro Bautista tampil sebagai yang tercepat di sesi ini.

Sesi tes MotoGP di Sirkuit Ricardo Tormo, Selasa (13/11/2012), adalah sesi tes pertama setelah musim 2012 berakhir. Dalam sesi ini, beberapa pebalap yang pindah tim sudah menjajal motor tim barunya. Selain Rossi yang kembali ke Yamaha, ada Andrea Dovizioso dengan Ducati, Andrea Iannone dengan Pramac Ducati, dan Hiroshi Aoyama dengan Avintia FTR-Kawasaki.

Sayangnya, seperti yang terjadi pada MotoGP Valencia akhir pekan lalu, hujan kembali mengguyur. Pengujian motor pun tak bisa berjalan maksimal.

Bahkan, karena hujan pula, beberapa pebalap seperti Jorge Lorenzo, Dani Pedrosa, Cal Crutchlow, dan dua debutan, Marc Marquez dan Bradley Smith, memutuskan untuk tak ambil bagian di tes hari ini.

Bautista sukses membukukan waktu tercepat di tes hari ini. Pebalap Honda Gresini itu mencatat waktu 1 menit 35,936 detik, unggul 0,262 detik atas Stefan Bradl.

Dovizioso dengan Ducati-nya ada di tempat ketiga dengan 1 menit 39,868 detik. Dia ada depan Aoyama dan rekan setimnya, Nicky Hayden.

Sementara itu, Rossi melahap 28 lap hari ini. Dia cuma menempati posisi keenam dengan waktu terbaik 1 menit 43,736 detik.

Sesi tes di Valencia ini berlangsung selama tiga hari. Namun, tim Yamaha telah memutuskan untuk absen di dua hari terakhir. Mereka memilih untuk melakukan tes di Sirkuit Aragon pada Rabu (14/11/2012) ini karena di Aragon potensi turunnya hujan lebih kecil.

MotoGP Perkenalkan Sistem Poin Penalti di Musim 2013

Ada perubahan peraturan yang akan diterapkan di kompetisi MotoGP mulai musim 2013. Sebuah sistem poin penalti dengan hukuman maksimal yang berat akan digunakan.

Sistem poin penalti ini diperkenalkan sebagai jawaban atas kelakuan negatif seorang pebalap seperti membahayakan pebalap lain atau melakukan pelanggaran serius lainnya seperti menyerang marshall dan ofisial. Jumlah poin penalti berkisar antara satu sampai sepuluh, dengan sanksi diterapkan pada batas tertentu.

Setiap pebalap yang mencapai empat poin penalti akan mengawali balapan berikutnya dari posisi paling belakang. Pebalap yang mencapai tujuh poin penalti akan mengawali balapan berikutnya dari pitlane, sementara yang mencapai sepuluh poin penalti akan dilarang tampil di balapan berikutnya.

"Telah diakui ada kebutuhan untuk mengatasi masalah pebalap yang terus-menerus diperingatkan atau dihukum karena membahayakan pebalap lain atau melakukan pelanggaran serius lainnya seperti menyerang marshall atau ofisial lain," demikian pernyataan Komisi GP di situs resmi MotoGP.

"Untuk mengatasi masalah itu sebuah sistem poin penalti baru telah diterima. Race Direction bisa menghukum seorang pebalap dengan sejumlah poin penalti dari satu sampai sepuluh."

Lebih lanjut lagi, dijelaskan bahwa kalau seorang pebalap sudah terkena penalti sepuluh poin, maka poin penaltinya akan kembali ke nol lagi. Poin penalti ini juga tak akan dihitung ke musim berikutnya.

Rossi dan Biaggi Duel Lagi untuk Yayasan Simoncelli

Penggila balap motor dunia akan bisa menyaksikan lagi duel sengit Valentino Rossi dan Massimiliano Biaggi. Keduanya dijadwalkan tampil dalam sebuah ajang amal untuk membantu Yayasan Marco Simoncelli.

Rossi dan Biaggi seperti diketahui sempat menjadi rival sengit di periode akhir Grand Prix 500 cc sampai masa-masa awal era MotoGP. Meski The Doctor selalu bisa mengalahkan The Roman Emperor dalam perebutan juara dunia, persaingan keduanya akan diingat sebagai salah satu yang tersengit yang pernah ada.

Setelah tujuh tahun meninggalkan MotoGP -- dan baru menyatakan pensiun dari seluruh aktivitas balap motor bulan lalu -- Biaggi akan kembali berduel dengan Rossi. Itu akan terjadi dalam sebuah event yang ditujukan sebagai kegiatan amal bagi Yayasan Marco Simoncelli.

Acara yang akan digelar pada 1 dan 2 Desember di Sirkuit Latina, Italia itu merupakan kompetisi ketahanan berkendara selama 58 lap sebagai sebuah tim. Rossi akan berpartner dengan mantan juara dunia Supermoto, Thierry Van Den Bosch. Sementara Biaggi dapat rekan pebalap supermoto lainnya, Adrien Chareyre.

Bukan cuma Rossi dan Biaggi yang bakal tampil. Andrea Dovizioso, yang menggantikan tempat Rossi di Ducati, juga akan unjuk kemampuan dalam rangkaian event tersebut. Sementara mantan pebalap, Loris Capirossi dijadwalkan akan menunjukkan aksi drifting di tempat yang sama. Demikian diberitakan Crash.




Capirossi Sebut Rossi Akan Kompetitif Lagi

Loris Capirossi menilai Valentino Rossi akan kembali mampu meraih kemenangan bersama Yamaha di musim 2013. Namun, Capirossi juga memprediksi bahwa Rossi masih akan sulit bersaing dengan Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo.

Dua musim membela Ducati, Rossi tampil jauh dari harapan. Total dalam periode itu si juara dunia tujuh kali balap motor kelas primer cuma bisa naik podium tiga kali, tanpa satu kemenangan pun.

Untuk musim 2013, Rossi akan kembali membela Yamaha yang pernah mengantarnya ke empat gelar juara dunia. Menurut Capirossi, mantan rival Rossi yang kini menjadi Safety Advisor di Dorna, hal itu akan berimbas positif buat Rossi.

"Saya mendapat kesempatan menjajal beberapa lap dengan Yamaha di Valencia dan saya berterima kasih kepada mereka untuk hal itu; saya juga menyadari betapa kompetitifnya mereka," kata Capirossi kepada Gazzetta dello Sport yang dikutip Autosport.

"Valentino adalah teman saya dan saya pikir ia akan kembali kompetitif dengan motor tangguh," lanjutnya.

Pun demikian, Capirossi tak serta merta menilai Rossi akan dengan mudah langsung bisa menjuarai musim 2013 mengingat ia bakal menghadapi persaingan amat berat, khususnya dari rekan setimnya, Lorenzo, dan Pedrosa yang membela Repsol Honda.

"Ia (Rossi) akan kembali mendapatkan antusiasme kendatipun mengalahkan Dani dan Jorge akan jadi hal yang super sulit."

"Saya pikir ia bisa memenangi balapan, (walaupun) saya tak tahu bagaimana halnya dengan gelar juara dunia. (Tapi) Jika ia mampu melakukannya, kita semua harus membungkuk di hadapannya," nilai Capirossi.

Rossi: MotoGP Kini Terlalu Serius

Pada beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak perubahan di MotoGP. Dalam pandangan seorang Valentino Rossi, perubahan yang terjadi membuat olahraga tersebut menjadi terlalu serius.

Demikian diungkapkan Rossi saat dimintai pendapatnya soal perkembangan MotoGP baik dari sisi aturan maupun kompetisi yang terjadi antara pebalap. Jika dulu MotoGP lebih soal nyali di atas lintasan, kini banyak rider mempersiapkan diri dengan jauh lebih baik sebelum balapan.

Rossi bisa memaklumi kondisi tersebut. Namun dia juga mengingatkan kalau para pebalap harus juga bisa menikati hidupnya dan tetap bersenang-senang dengan segala aktivitas di dalam maupun luar lintasan.

"Dalam beberapa tahun terakhir, olahraga ini telah menjadi terlalu serius, begitu juga dengan para pebalapnya," sahut Rossi seperti dikutip dari Crash.

"Di masa lalu, ini hanya soal keberanian tapi kini semua orang lebih serius dan sangat atletis. Mereka melakukan diet dan banyak berlatih dan tak menjalani kehidupan dengan normal. Saya pikir itu penting untuk bisa juga bersenang-senang," lanjut rider 33 tahun itu.

Rossi akan kembali memperkuat Yamaha musim depan, setelah selama dua musim terakhir memperkuat Ducati.

Semakin di Depan' Berlanjut di MotoGP 2013, Rossi Akan ke Indonesia Lagi

Yamaha memastikan bahwa slogan 'Semakin di Depan' akan tetap menempel pada dua pebalapnya di MotoGP musim 2013. Valentino Rossi pun siap diboyong lagi ke Indonesia.

Dalam keterangan resminya, pihak Yamaha Indonesia menyatakan bahwa logo dan tagline bahasa Indonesia pabrikan motor asal Jepang itu masih akan melekat pada sepeda motor tim Yamaha maupun kedua pebalap utamanya, Rossi dan Jorge Lorenzo.

Sebagai penyegaran, disain logo telah dimodifikasi tanpa mengubah makna filosofinya. Momen tersebut bersamaan dengan momen kembalinya Rossi, setelah meninggalkan Yamaha di tahun 2011 ke Ducati.

"Ini memberikan nafas dan enerji baru bagi konsumen, karyawan Yamaha Indonesia dan semua pihak yang terlibat dalam mengembangkan dan memajukan Yamaha Indonesia. Disain baru ini juga akan tampil di tim Yamaha MotoGP 2013," jelas Eko Prabowo, General Manager Marketing Communication and Community Development Yamaha Indonesia.

Mengenai Rossi, pebalap Italia itu juga sudah direncanakan untuk kembali menyapa langsung para penggemarnya di tanah air. Hanya saja, belum diputuskan ke kota apa dan kapan persisnya Rossi (dan juga Lorenzo) akan mampir ke Indonesia.

Rossi sudah dua kali menyambangi Indonesia, yakni di tahun 2009 di Jakarta, dan 2010 di Surabaya dan Medan.

'Lorenzo vs Rossi' Akan Timbulkan Masalah Lagi Bagi Yamaha

Keputusan Yamaha mengontrak lagi Valentino Rossi dinilai salah langkah, karena akan membuka lagi perseteruan lama antara The Doctor dengan Jorge Lorenzo.

Adalah eks Kepala Program Tim Yamaha, Masao Furusawa, yang menilai demikian. Furusawa bekerja sama dengan Rossi seja rider Italia itu masuk ke 'Tim Garpu Tala' dan membuahkan empat titel juara dunia MotoGP.

Keputusan Rossi kembali ke Yamaha memang mengundang tanda tanya besar mengingat ia pergi ke Ducati dua tahun lalu salah satunya karena perselisihannya dengan Lorenzo, yang sampai membuat Yamaha membuat batas antara garasi dua pebalap itu.

"Saya sadar bakal ada lagi kegembiraan untuk fans dengan Valentino dan Jorge kembali berada di satu garasi, tapi akan jadi musim yang sangat sulit bagi orang-orang yang berada di dalam garasi itu," ujar Furusawa kepada Motosprint.

"Saya pikir (Rossi dan Lorenzo) akan saling bertarung sengit: Itu akan jadi tontonan yang bagus, tapi akan jadi masalah besar untuk Yamaha. Saya tidak melihat ada orang yang mampu mengatasi hal itu. Menurut opini saya ini akan semakin dan semakin sulit saja," sambungnya.

Dengan Lorenzo yang berstatus juara dunia saat ini, tentu rider asal Spanyol itu akan lebih difavoritkan oleh tim. Boleh jadi Rossi kembali akan merasakan dinomor duakan oleh Yamaha, meskipun Lorenzo menilai jika keberadaan Rossi justru akan menguntungkan dirinya dan tim.

"Sebelum Jorge tiba di Yamaha, Masahiko Nakajima (Direktur Tim) sangat menyukai Valentino. Lalu dia mulai menyukai Jorge karena terkadang sulit untuk menangani Valentino: di samping Jorge masih muda dan lebih mudah diajak kerjasama," ungkap Furusawa.

"Lorenzo tampil sangat baik bersama Yamaha sampai mereka mempelajari soal negosiasinya dengan Honda di awal 2012. Nakajima sangat terpukul dan mengubah sikapnya ke Lorenzo."

"Dia mengerti bahwa Jorge bersikap sama seperti pebalap lainnya, dalam hal melihat keinginannya. Valentino kembali menyatu dengan suasana ini dan saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi," tuntasnya.

Lorenzo dan Rossi Kembali Sambangi Jakarta

akarta - Dua rider top MotoGP, Jorge Lorenzo, dan Valentino Rossi, kembali ke Indonesia. Pagi ini, Jumat (25/1/2013), mereka menyapa Jakarta sebagai undangan pabrikan tim mereka, Yamaha.

Rossi hadir di ruangan ballroom hotel Four Season di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan, terlebih dulu bersama jajaran petinggi teras tim Yamaha seperti, Toji Tokunaga, Lin Jarvis, dan Yutaga Terada.

Tak lama kemudian Lorenzo menyusul hadir ke ruangan dengan mengenakan topi dan jaket hitam. Sebelum duduk dia sempat melambaikan tangan lebih dulu kepada para pewarta. Yamaha mengundang mereka sekaligus untuk meluncurkan desain baru logo tim mereka.

"Semoga logo ini membawa spirit baru. Dengan didukung juara MotoGP 2012, Jorge Lorenzo, dan legenda MotoGP, Valentino Rossi, semoga tahun ini Yamaha lebih baik," ujar Executive Vice Marketing Yamaha Indonesia, Dyonisius Beti.

Setelah sambutan, barulah pelucuran logo baru 'Semakin Di Depan' dilakukan.

"Saya suka dengan logo barunya. Bagus dan tampak beda," ujar Lorenzo.

"Saya sangat senang bisa kembali ke keluarga Yamaha. Saya juga suka logonya. Musim ini Yamaha akan lebih kuat," timpal Rossi.JJJ

Menanti Munculnya Pemenang Baru di MotoGP

Podium tertinggi MotoGP 2012 lalu diisi oleh pebalap yang itu-itu saja. Dengan musim baru ada di depan mata, akankah ada pemenang baru yang muncul?

Di Assen bulan Juni 2011 lalu, Ben Spies yang ketika itu masih membela Yamaha--Spies akan membela Pramac Racing Ducati musim depan--tampil sebagai pemenang. Sejak saat itu belum ada lagi pebalap yang bisa mencatat kemenangan perdananya di arena MotoGP.

Podium pertama musim 2012 bahkan dikuasai oleh tiga nama saja; Jorge Lorenzo (Yamaha), dan Dani Pedrosa dan Casey Stoner (Repsol Honda). Lorenzo tampil jadi juara dunia usai bersaing dengan Pedrosa yang akhirnya jadi runner-up. Dalam lajunya itu Lorenzo sukses memenangi enam balapan, sedangkan Pedrosa meraih tujuh kemenangan. Lima balapan lain dimenangi Stoner.

Di musim 2013, Stoner takkan lagi memacu motornya di lintasan karena memang sudah pensiun. Namun, menilik kekuatan tim dan performa kompetitif Pedrosa dan Lorenzo musim lalu, bukan tak mungkin musim 2013 akan kembali disarati nama keduanya.

Pertanyaan pun kemudian mengemuka jelang dimulainya musim baru pada 7 April mendatang di Losail, Qatar. Akankah musim balapan MotoGP 2013 memunculkan pemenang di luar nama-nama lama, dan yang terpenting, seorang pemenang baru?

Sebagian mungkin akan menyebut nama Alvaro Bautista, Stefan Bradl, dan Cal Crutchlow, yang musim lalu memang tampil prima, atau bahkan rookie yang digadang-gadang penuh talenta, Marc Marquez, untuk meraih kemenangan perdananya di MotoGP.

Apapun, pertanyaan itu tentu cuma akan bisa terjawab nanti. Yang pasti, menurut Crash, dari sederet nama di line-up pebalap MotoGP 2013, cuma ada enam nama yang sebelum ini sudah pernah meraih kemenangan.

Berikut Rider di MotoGP 2013 yang Sudah Pernah Meraih Kemenangan di MotoGP

1. Valentino Rossi - 79 kemenangan
2. Jorge Lorenzo - 23 kemenangan
3. Dani Pedrosa - 22 kemenangan
4. Nicky Hayden - 3 kemenangan
=5. Andrea Dovizioso - 1 kemenangan
=5. Ben Spies - 1 kemenangan
P

Lorenzo-Rossi akan Bikin Yamaha Lebih Kuat

orge Loreno dan Valentino Rossi pernah memiliki rivalitas yang kental kendati memperkuat tim yang sama. Meski begitu, duet mereka dinilai bakal membuat tim Yamaha menjadi lebih kuat musim ini.

Lorenzo dan Rossi sejatinya pernah menjadi rekan setim dalam kurun waktu 2008 hingga 2010. Dalam rentang waktu tiga tahun itu, Yamaha menjadi penguasa MotoGP dengan tiga gelar yang berhasil diraih.

Rossi menjadi juara dunia pada tahun 2008 dan 2009, sementara Lorenzo merebut titel juara pada tahun 2010.

Pada akhir musim 2010, Rossi memilih untuk bergabung dengan pabrikan asal Italia, Ducati. Keputusan pembalap 33 tahun itu ditengarai akibat hubungannya yang buruk dengan Lorenzo.

Persaingan kedua pebalap di musim 2010 itulah yang menjadi latar belakang Rossi untuk hengkang. Dia pergi dari tim garpu tala karena tak ingin menjadi pebalap kedua.

Saat keduanya kembali menjadi rekan satu tim pada musim ini, Lorenzo menegaskan bahwa tidak ada friksi yang terjadi antara dirinya dengan Rossi. Pebalap asal Spanyol itu mengaku bahwa rivalitasnya dengan Rossi akan berdampak positif bagi tim.

"Rivalitas kami akan membuat buat Yamaha kompetitif dan positif buat semua orang. Saya selalu berpikir positif, saya dan Valentino akan menciptakan persaingan yang lebih baik, tim yang baik. Hampir tidak mungkin untuk memiliki rekan setim rider seperti dia," ucap Lorenzo kepada pewarta disela-sela peluncuran logo baru tim, di hotel Four Season. Kuningan, Jakarta, Jumat (25/1/2013) siang WIB.

Senada dengan rekan setimnya, Rossi pun juga memberikan pernyataan yang hampir sama mengenai komposisi baru tim Yamaha.

"Kombinasi saya dengan Lorenzo akan membuat Yamaha menjadi tim yang lebih kuat. Dengan rekan tim yang kuat saya siap mengarungi musim. Saya siap dan antusias menyambut musim baru," kata Rossi.

Rossi Bidik Posisi Tiga Besar di MotoGP 2013

Valentino Rossi menilai dirinya cukup mampu menaiki setidaknya 10 podium di musim depan. Ia pun membidik finis di posisi tiga besar saat musim berakhir.

Setelah menjalani dua musim tanpa kemenangan bersama Ducati, Rossi akhirnya memutuskan akan kembali membalap untuk Yamaha, yang pernah mengantarnya ke empat gelar juara dunia MotoGP.

Bersama Yamaha, Rossi optimistis bisa tampil kompetitif lagi di musim 2013. Tetapi ia tetap berusaha realistis dan menilai dirinya masih akan sulit bersaing dengan juara bertahan sekaligus rekan setimnya, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa dari Repsol Honda, sehingga cuma mencanangkan posisi tiga besar saja.

"Aku ingin meraih banyak finis di podium, setidaknya 10, dan finis di posisi tiga besar kejuaraan dunia," kata Rossi kepada Gazzetta dello Sport yang dikutip Autosport.

"Jika pun aku tidak menang tapi ada di podium setiap (balapan) hari Minggu maka itu pun oke. Tapi kemenangan akan jadi menyenangkan," katanya.

Pun demikian, Rossi sekali lagi menegaskan betapa dirinya sangat ingin kembali memenangi balapan, terlebih ia belum kembali bisa melakukannya sejak 10 Oktober 2010 lalu di Malaysia. "Ya. Tujuannya adalah untuk menang, yang mana tidak bisa aku capai sejak 2010," lugas Rossi.

Membahas lebih lanjut soal peta kekuatan musim 2013, Lorenzo dan Pedrosa tetap jadi pesaing utama yang akan menjadi bidikan para rider lainnya. Ia pun secara khusus menyinggung rider debutan, Marc Marquez.

"Kendatipun jika aku tak sekompetitif Lorenzo dan Pedrosa, aku harus berusaha tak jauh tertinggal dari mereka. Dan masih harus ditunggu bagaimana aksi Marquez."

"Akan butuh waktu untuk mengalahkan Lorenzo: ia akan lebih cepat di awal. Kelebihannya adalah ia tahu Yamaha dengan baik dan lebih bagus dalam mengendarainya; aku harus beradaptasi sedikit demi sedikit."

"Akan tetapi M1 itu kompetitif. Ketika aku mencoba motornya di akhir musim lalu, aku tahu betapa bagusnya (M1). Akselerasinya sudah jauh lebih baik," analisisnya.

Rossi Tak Cocok dengan DNA Ducati

Dua musim memperkuat Ducati, Valentino Rossi gagal menorehkan prestasi memuaskan. Kegagalan kerjasama duo Italia itu disebabkan karena DNA Desmosedici tak cocok dengan The Doctor.

Tak ada kemenangan didapat Rossi selama dua tahun memperkuat Ducati. Dalam kurun tersebut raihan terbaiknya hanya tiga kali naik podium, yang masing-masing didapat di MotoGP Prancis (2011 dan 2012) serta seri San Marino (2012).

Disebut bos baru Ducati Motorsport, Bernhard Gobmeier, hal itu terjadi Desmosedici selama dua musim tersebut terus terasa asing oleh Rossi. Itu bukan sekadar soal adaptasi namun karena Desmosedici punya karakteristik yang sangat berbeda dengan Yamaha atau Honda yang pernah ditunggangi rider asal Italia itu.

"Saya percaya dan Ducati juga percaya kalau Valentino adalah salah satu pebalap terbaik yang pernah ada. Tapi saya pikir dia juga menjadi korban dari gen Ducati. Motor mereka (Ducati) tak banyak berubah sejak 2007 sampai ke 2012," ungkap Gobmeier di MCN.

Hingga kini cuma Casey Stoner yang bisa memaksimalkan potensi Ducati. Empat musim memperkuat tim asal Italia itu dalam selang 2007-2010, Stoner sekali menjadi juara dunia dan total meraih 23 kemenangan balapan.

"Motornya semakin membaik tapi pebalap seperti (Marco) Melandri atau Valentino, yang sangat sensitif, berharap ada reaksi tertentu yang dihasilkan motor. Jadi saat mereka tak dapat reaksi tersebut mereka menjadi bingung."

"Cara mereka bereaksi dengan motornya tidak sesuai. Saya percaya kalau Valentino, dari cara dan feel yang dirasakan, sangatlah baik saat dengan Yamaha, dia dapat masalah karena motornya (Ducati) bereaksi dengan cara yang benar-benar berbeda dengan yang sebelumnya dia rasakan."

"Para pebalap ini sudah belajar bagaimana mengendarai motor sejak mereka masih anak-anak. Mereka tidak mengendari dengan otak mereka tapi itu lebih sebagai sebuah perasaan yang alami. Mereka menyerahkan semuanya pada refleks dan jika Anda memberi mereka masukan itu akan terasa aneh. Feeling alami mereka tak terbiasa dengan hal itu dan mereka menjadi harus berpikir apa yang seharusnya dilakukan. Dan saat mereka mulai berpikir mereka menjadi lambat karena cara membalapnya tak lagi alami," papar Gobmeier

Performa Rossi dan Marquez Tak Kejutkan Lorenzo

Sepang - Marc Marquez dan Valentino Rossi tampil bagus di hari pertama tes resmi MotoGP di Sirkuit Sepang. Performa apik kedua rider itu tak mengagetkan juara dunia musim lalu, Jorge Lorenzo.

Tes hari pertama di Malaysia sudah berakhir, Selasa (5/2/2013) kemarin. Hasil akhirnya menempatkan Dani Pedrosa menjadi yang tercepat, disusul oleh Lorenzo, Marquez, dan Rossi, yang berturut-turut finis di belakang rider 27 tahun itu.

Lorenzo mengaku tak terkejut dengan komposisi pebalap tercepat di hari pertama tes itu. Marquez yang merupakan debutan dan Rossi yang kembali lagi ke tim Yamaha, memang diprediksi oleh rider asal Spanyol itu bakal bisa berbicara banyak musim ini.

Beberapa waktu lalu, Lorenzo memang sempat menyebutkan bahwa keempat pebalap tercepat di hari pertama tes ini merupakan kandidat kuat juara dunia musim ini.

"Saya tidak terkejut karena saya pikir Valentino (Rossi) dan (Marc) Marquez akan berada di posisi itu sejak awal," kata Lorenzo di Crash.

Lorenzo juga mengomentari selisih catatan waktu yang cukup dekat antara Honda dan Yamaha yang menempati dua posisi terdepan.

"Selisih (waktu) antara Yamaha dan Honda sangat dekat. Kami akan mencoba meningkatkan performa motor kami," ungkap pebalap yang juga pernah menyabet titel juara tahun 2010 itu.

The Doctor Sudah Kangen Menang Lagi

Valentino Rossi jarang naik podium dan tak pernah menang selama dua musim memperkuat Ducati. Balik ke Yamaha, pebalap 33 tahun itu ingin lebih sering finish tiga besar dan jika memungkinkan kembali jadi juara.

Rossi secara keseluruhan membalap sebanyak 36 kali bersama Ducati. Selama dua tahun membela tim pabrikan dari negara asalnya, Italia, dia cuma tiga kali merasakan podium dengan catatan dua kali runner up dan sekali menempati posisi ketiga.

Podium terakhir diraih Rossi saat membalap di GP San Marino, Italia, bulan September tahun lalu. Kala itu dia finish di posisi kedua.

Rossi yang memutuskan kembali ke Yamaha di musim balap tahun ini, lantas menyatakan keinginannya untuk lebih sering meraih podium dan kembali meraih kemenangan.

"Saya ingin sesegera mungkin naik ke podium. Dengan target meraih kemenangan. Itulah yang menjadi tujuan utama saya musim ini," tutur Rossi di tengah acara peluncuran logo baru Yamaha di hotel Four Season, Jakarta, Kamis (25/1/2013) siang WIB.

Rossi sudah dua tahun tak memenangi balapan di ajang MotoGP. Terakhir kali juara dunia tujuh kali itu menjadi yang terdepan adalah saat beradu cepat di Sirkuit Sepang, Malaysia, 10 Oktober 2010, saat masih menunggang Yamaha.

Rossi Lega Dirinya Masih Kompetitif


Getty Images/Seed Khan
Sepang - Lega jadi hal yang paling dirasakan Valentino Rossi usai menjalani tes resmi pertamanya bersama Yamaha. Setelah dua tahun yang suram bersama Ducati, The Doctor membuktikan dirinya masih punya daya saing.

Rangkaian musim MotoGP 2013 dimulai di Sirkuit Sepang, Senin (5/2/2013) kemarin menyusul digelarnya latihan resmi pertama musim ini. Tampil sebagai yang tercepat pada hari perdana itu adalah jagoan Repsol Honda, Dani Pedrosa.

Meski di akhir sesi dirinya cuma berada di posisi keempat sebagai pencatat waktu terbaik, Rossi mengaku sangat puas dengan hasil yang didapat. Rider 33 tahun itu hanya kalah 0,264 detik dari pebalap tercepat di sesi pagi, sementara saat menjalani sesi siang hari dia malah bisa jadi yang tercepat.

"Itu sangat melegakan, karena setelah dua musim itu Anda punya sangat banyak pertanyaan, banyak keraguan. Apakah saya masih pebalap top? Apakah saya masih bisa memaksimalkan motor sampai ke batas maksimal?" sahut Rossi seperti dikutip dari Crash.

"Dalam dua musim terakhir hasilnya sungguh buruk, terutama jarak dengan pebalap-pebalap terdepan sangat besar. Bukan cuma setengah detik, tapi sampai 1,5 hingga dua detik. Jadi buat saya ini merupakan kelegaan besar di hari ini," lanjut Rossi.

Dua musim membela Ducati, Rossi sama sekali gagal memetik kemenangan, dengan prestasi terbaik hanya finis kedua di San Marino dan Prancis.Dua tahun tersebut juga menjadi periode terburuk Rossi di seri Grand Prix, selain musim debutnya di kelas 125 cc tahun 1996 di mana dia menempati posisi sembilan di klasemen akhir.

"Apa yang saya pahami dari karier saya adalah perasaan yang muncul setelah 10 putaran sangatlah penting...dan saya langsung berada di posisi tiga besar pagi ini. Saat saya mencoba Ducati di Valencia, setelah tiga lap saya sadar kalau itu akan sangat sulit. Anda tidak pernah menyerah, tapi impresi pertama sangat penting," s

Hasil Tes di Sepang Sesuai Harapan Rossi

Valentino Rossi memang bukan pebalap tercepat selama tiga hari tes MotoGP di Sirkuit Sepang. Meski demikian, apa yang dicapai Rossi dalam tes tersebut sudah memuaskan.

Di dua hari pertama, Rossi hanya menempati posisi keempat. Pebalap Yamaha itu kemudian memperbaiki posisinya ke urutan ketiga di hari terakhir, tepat di belakang Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo.

Setelah dua tahun yang mengecewakan bersama Ducati, capaian Rossi di Sepang itu tentu merupakan sebuah sinyal positif. The Doctor pun menyambutnya dengan gembira.

"Saya sangat senang. Tiga hari ini sangat bagus," seru Rossi yang dikutip Autosport.

"Kami bekerja keras pada motor dan berkembang dari hari ke hari," lanjutnya.

"Hari ketiga adalah yang terbaik. Kami bisa mempertahankan selisih kurang dari setengah detik dibandingkan dengan pole position dan catatan waktunya membaik, yang mana itu menarik," kata Rossi.

"Hari ini kami finis ketiga, yang mana secara teori berarti ada di baris terdepan. Jadi, saya sangat senang dengan tes pertama ini," akunya.

Sementara itu, Direktur Tim Yamaha, Massimo Meregalli, yakin hasil tes ini telah mengurangi tekanan yang dirasakan oleh Rossi dalam beberapa waktu terakhir.

"Dia telah menghilangkan banyak beban dari bahunya," ujar Meregalli.

"Saya melihatnya sangat senang karena dia akhirnya kembali mengendarai motor yang dia sukai, yang mana itu merupakan sesuatu yang dia inginkan. Saya tak bisa bilang lebih banyak lagi," tuturnya.

Rossi Pede Bisa Bersaing dengan Lorenzo dan Pedrosa

Hasil tes di Sirkuit Sepang membuat puas Valentino Rossi. Meski menyebut Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa berada di kelas yang beda, The Doctor pede dirinya akan bisa bersaing dengan dua rider tersebut.

Rossi menutup tes di Sepang dengan duduk di posisi tiga daftar pebalap tercepat di belakang Dani Pedrosa dan Jorge Lorenzo. Di dua hari pertama, pebalap Yamaha itu bertengger di posisi empat.

Seluruh capaian tersebut jadi indikasi positif buat Rossi untuk kembali ke persaingan papan atas MotoGP, setelah dua musim terakhir dia terpuruk bersama Ducati.

"Pastinya saya masih harus melakukan banyak pekerjaan, terutama untuk bisa bersaing dengan Lorenzo dan Pedrosa," sahut Rossi.

"Jorge melakukan simulasi balap dengan hebat, di level yang sangat tinggi dan dia mengendarai motor dengan sangat baik. Jika saya harus melakukan simulasi balap hari ini, saya tidak akan bisa secepat dia," lanjut rider 33 tahun itu seperti dikutip dari Crash.

Dengan kompetisi musim baru akan digelar April mendatang, Rossi pun pede kalau saat seri mulai bergulir nanti dia akan punya kemampuan untuk berkompetisi dengan Lorenzo dan Pedrosa.

"Tapi bagaimanapun, bisa memulai musim dengan potensi, dan target yang sudah ditetapkan, untuk terus berkembang demi bisa bertarung dengan Pedrosa dan Lorenzo, ini adalah sebuah langkah yang bagus." tuntasnya.

DAVID VILLA

David Villa pernah bermain untuk Sporting Gijn B sejak 1999 hingga 2001. Kemudian, ia bermain di tim utama klub tersebut sejak 2001 hingga 2003. Lalu, ia bermain untuk Real Zaragoza hingga tahun 2005, sebelum kembali pindah, dan bermain untuk Valencia. Sejak 2010 hingga saat ini, David Villa bermain untuk Barcelona.
Internasional

David Villa pernah bermain 7 kali untuk tim nasional U-21 Spanyol, tetapi tidak berhasil mencetak gol, sepanjang tahun 2000 hingga 2003.
Sejak 2005 hingga saat ini, David bermain untuk tim nasional Senior. Debut pertamanya untuk tim nasional senior terjadi saat Spanyol menghadapi San Marino.[3] David turut membela Spanyol dalam Piala Dunia FIFA 2006, Piala Eropa 2008, dan Piala Dunia FIFA 2010.[1]
David berhasil menjadi salah satu pencetak gol terbanyak pada Piala Dunia 2010, dengan mencetak 5 gol.[5] Dua gol dicetak saat menghadapi Honduras.[6][7] Pada pertandingan tersebut, David dapat membuat hat-trick, jika tidak gagal mengeksekusi tendangan penalti.[6] David juga mencetak salah satu gol kemenangan Spanyol atas Chili.[8] David juga mencetak gol tunggal kemenangan Spanyol saat menghadapi Portugal pada babak 16 besar,[9] dan saat menghadapi Paraguay pada babak perempat final.[10]

Menanti Hasil 'Perubahan' Rossi

Setelah dua musim "tenggelam", Valentino Rossi kini akan berusaha unjuk gigi lagi. Takkan mudah karena ia mengaku mesti melakukan adaptasi ulang, khususnya dalam gaya berkendara.

Dua musim di Ducati sebelum ini sungguh tidak mengesankan untuk Rossi. Kini ia sudah kembali ke Yamaha dan mengaku cukup optimistis dengan hasil tes sejauh ini meski masih ada pertanyaan besar mengenai kemampuannya bersaing dengan Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa di musim 2013.

"Usai dua musim buruk aku cukup yakin bahwa aku belum lupa bagaimana cara mengendarai motor. Tapi dalam duamusim cara berkendara sudah amat berubah, terutama dalam aspek elektronik dan ban," kata Rossi di Crash.

"Cara berkendara pebalap top--(Casey) Stoner, Pedrosa, dan Lorenzo--sangatlah berbeda dengan 2008 dan 2009 (ketika Rossi kali terakhir meraih gelar juara dunianya). Jadi aku harus banyak berubah dan aku tidak tahu apa aku mampu."

"Tapi setelah tes pertama, aku merasa amat percaya diri karena dengan M1 jika aku berusaha memodifikasi sesuatu, itu berhasil--dengan gaya berkendaraku. Sialnya, dalam dua tahun terakhir, tidak begitu," paparnya.

Berbicara lebih jauh dengan masa-masanya di Ducati, Rossi enggan menuding siapapun kendati sejauh ini cuma di tim itu saja ia menuntaskan musim tanpa satu kemenangan pun.

"Aku tidak lanjut dengan Ducati karena aku yakin masalah bukan ada di motorku. Itulah alasan utamanya."

"Aku memenangi setiap tantangan dalam karierku kecuali bersama Ducati. Apapun, jika aku terus bersama Yamaha (di 2011) maka aku kini akan merasa lebih lelah."

"Setelah dua musim terakhir, aku merasa lebih muda dan lebih termotivasi," tegas rider berusia 34 tahun itu.

Parker Motori Kemenangan Spurs atas Kings

Bintang Prancis Tony Parker tampil dominan di pertandingan timnya, San Antonio Spurs, melawan tuan rumah Sacramento Kings. Di Denver, Danilo Gallinari dkk. menaklukkan Boston Celtics.

Parker memotori kemenangan Spurs atas Kings lewat donasi 30 poin plus 11 assist-nya, yang membuat tim tamu unggul 108-102, Rabu (20/2/2013) pagi WIB.

Tim Duncan dominan di bawah jaring dengan membuat 14 rebound, walaupun hanya meraup sembilan poin. Dany Green menopang perolehan angka Spurs dengan 21 poin.

Dengan kemenangan keempatnya berturut-turutnya ini Spurs masih memimpin klasemen wilayah Barat. Rekor mereka masih yang terbaik dibanding tim-tim lain, yakni 43 kali menang 12 kali kalah.

Pada pertandingan lain, Denver Nuggets mengakhiri rentetan kekalahan di tiga laga sebelumnya dengan menundukkan Boston Celtics. Tim asuhan pelatih George Karl itu menang 97-90.

Gallinari dan Ty Lawson menjadi pemain terbaik Nuggets dengan donasi masing-masing 26 poin. Andre Miller dan Kosta Koufos menambahkan 19 angka, sedangkan Kenneth Faried berkontribusi lewat 16 rebound-nya.

Ini sekaligus pembalasan bagi pasukan Denver yang minggu lalu dikalahkan Celtics dan itu membuat rekor sembilan kemenangan beruntun mereka terhenti.

Di kubu Boston, pemain cadangan Jeff Green menjadi top skorer timnya dengan 20 poin. Avery Bradley tersubur kedua dengan 17 angka. Sedangkan Kevin Garnett, yang baru-baru ini sempat diisukan bakal dioper ke LA Clipper, mencetak 12 poin plus 9 rebound dan 4 assist.

Pasukan =D